Bahasa Jerman adalah anggota bahasa Germanik Barat
yang dipakai sebagai bahasa pengantar terutama di kawasan Eropa Tengah.
Bahasa ini adalah salah satu bahasa yang luas dipertuturkan di Eropa
dan pernah menjadi bahasa pengantar antarbangsa yang penting sampai
awal abad ke-20. Meskipun sekarang menurun kepentingannya, bahasa ini
masih luas dipelajari karena banyak literatur klasik dunia yang ditulis menggunakan bahasa ini.
VARIASI :
Dalam kontinuum variasi bahasa di Eropa Tengah bagian utara, "bahasa Jerman" adalah semua bahasa yang telah mengalami pergeseran bunyi Germanik kedua.
Dengan demikian, ke dalam lingkup ini masuk berbagai bahasa yang
dipakai di Jerman selatan, sehingga bahasa Jerman dikenal pula sebagai bahasa Jerman Hulu.
Bahasa Jerman bukanlah bahasa yang tunggal, melainkan bahasa dengan banyak variasi: mulai dari dialek
tempatan (lokal, berdasarkan geografi penuturnya), dialek temporal
(dikenal paling tidak tiga versi dialek temporal), hingga dialek sosial
(berdasarkan kelompok sosial penuturnya). Bahasa Jerman Baku atau Standar, disebut Hochdeutsch ("Jerman Tinggi") atau Standarddeutsch, adalah bahasa yang diajarkan di sekolah dan kursus bahasa serta luas dipakai sebagai bahasa sastera, surat kabar, dan bahasa pengantar di berbagai kantor serta perguruan. Varian ini lahir sebagai usaha pembakuan atas bahasa Jerman Hulu (juga disebut Hochdeutsch, atau sekarang disebut pula Oberdeutsch) oleh Martin Luther pada abad ke-16. Meskipun standar, bahasa Jerman Baku memiliki variasi pelafalan karena pengaruh dialek tempatan.
Dalam kajian/linguistik bahasa Jerman, istilah "dialek" dipakai untuk
menyebut variasi tempatan secara tradisional. Bagi mereka yang hanya
terbiasa dengan bahasa Jerman Baku, beberapa dialek itu dapat dianggap
bahasa tersendiri karena mereka tidak mampu lagi memahami. Variasi
penuturan atau kosa kata dalam bahasa Jerman (Baku) yang bersifat
tempatan disebut sebagai "varian" atau "variasi". Dialek bahasa Jerman
Hulu sendiri beberapa di antaranya telah punah. Dialek-dialek yang masih
hidup sampai sekarang adalah Brandenburgisch, Niederrheinisch, Westfälisch, Ostfälisch, Nordniedersächsisch, Mecklenburgisch-Vorpommersch, Lausitzisch-Südmärkisch, Ostpommersch, Mittelpommersch, Niederpreußisch, Moselfränkisch, Rheinfränkisch, Nordhessisch, Mittelhessisch, Osthessisch, Thüringisch, Obersächsisch, Nordobersächsisch, Schlesisch, Hochpreußisch, Schwäbisch, Niederalemannisch, Mittelalemannisch, Hochalemannisch, Höchstalemannisch, Nordbairisch, Mittelbairisch, Südbairisch dan Ripuarisch. Bahasa Yiddish dianggap sebagai bahasa tersendiri, terpisah dari bahasa Jerman.
PENYEBARAN PENUTUR
Di Eropa Timur, bahasa ini merupakan bahasa asing
kedua yang sangat luas dikenal. Beberapa daerah di Eropa Timur, zaman
dahulu kala banyak dihuni oleh orang Jerman perantauan. Setelah Perang Dunia II sekitar 12-15 juta jiwa orang Jerman diusir dari Eropa Timur.
Di Perancis, bahasa ini dipertuturkan oleh sekitar dua juta jiwa penduduk negara ini, khususnya di daerah Alsace-Lorraine, tetapi tidak memiliki status bahasa resmi.
Di Amerika Serikat bahasa Jerman dialek Pfalz dipakai oleh orang-orang Amish. Di Patagonia (selatan Argentina) terdapat pula komunitas berbahasa Jerman. Namibia, sebagai satu-satunya bekas koloni Jerman di Afrika, juga menjadi tempat sisa-sisa komunitas berbahasa Jerman di Afrika.
PENULISAN :
Bahasa Jerman ditulis menggunakan aksara Latin. Sebagai tambahan dari ke-26 huruf yang ada terdapat tiga simbol untuk vokal dengan umlaut: ä, ö dan ü, ditambah Eszett atau "s tajam": ß. Eszett tidak dipakai di Swiss
dan digantikan dengan s rangkap, "ss". Apabila alat penulisan tidak
memiliki simbol-simbol tambahan tersebut, ä, ö, dan ü masing-masing
dapat digantikan dengan "ae", "oe", dan "ue", serta ß digantikan dengan
"ss" (sebagaimana digunakan di Swiss). Dalam kamus-kamus masa kini entri
dengan umlaut diperlakukan sama dengan huruf induknya sedangkan dalam
kamus lama biasanya ia diperlakukan seperti huruf induk yang diikuti
dengan "e". Eszett menurut aturan pengejaan yang baru (diperkenalkan
sejak 1996 dan berlaku efektif 2006, namun ditolak oleh beberapa surat
kabar dan penerbit tertentu) hanya dipakai setelah vokal panjang dan diftong.
Pada pengejaan sebelumnya, eszett lebih sering ditemukan dan tidak ada
aturan jelas mengenai penggunaannya. Bentuk kapital bagi eszett telah
diperkenalkan dan dipakai pada penulisan yang menggunakan huruf kapital
sepenuhnya.
Di masa lalu, bahasa Jerman menggunakan versi khas huruf Latin yang dikenal sebagai tipe huruf fraktur tebal (bold) atau tipe huruf Schwabacher dan disertai dengan bentuk sambung yang bersesuaian (seperti Kurrent dan Sütterlin).
Bentuk-bentuk ini jauh berbeda dengan bentuk Latin yang dikenal luas
pada masa kini (seperti serif atau sans-serif) dan amat menyulitkan bagi
orang yang tidak terlatih. Kaum Nazi
bahkan menyarankan penggunaan tipe huruf fraktur dan schwabacher tetapi
kemudian melarangnya pada tahun 1941 karena dianggap berbau Yahudi.
Rabu, 14 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar